Senin, 28 Mei 2012

Sejarawan: Oswald Spengler (1880-1936)

Sejak penerbitan Der Untergang des Abendlandes-nya Spengler (diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan tajuk The Decline of the West-Kemerosotan Barat) pada tahun 1918, para sejarawan bingung dengan apa yang seharusnya mereka lakukan terhadap karya itu. Hampir secara keseluruhan, mereka mencela karya tersebut sebagai karya yang spekulatif, penuh kesalahan, dan bahkan tak masuk akal.

Sumber: Antologia-revolucionaria
Namun, orang-orang di seluruh dunia tak mengindahkan penilaian para profesional penata masa lalu itu. Bagi khalayak umum, karya Spengler itu tampaknya memberikan semacam pengukuhan bagi keyakinan mereka tentang "kegelapan masa kini" (baca: di sekitar kurun tatkala karya itu terbit).

Oswald Spengler lahir pada tanggal 29 Mei 1880 di Blankenburg, Jerman Utara. Ia mempelajari sastra/sejarah Yunani kuno, matematika, dan sains di berbagai universitas di Munich, Berlin, dan Halic, serta beroleh gelar doktor dan sertifikat mengajar pada tahun 1904 untuk dua disertasi.

Kamis, 24 Mei 2012

Hamka: Sastrawan-Ulama Plagiat!

Judul: Aku Mendakwa Hamka Plagiat! Skandal Sastra Indonesia 1962-1964
Penulis: Muhidin M Dahlan
Penerbit: ScriPtaManent dan merakesumba
Tebal: 238 hlm
Ukuran: 12 x 19 cm (Paperback)
ISBN: 978-979-99461-5-7
Harga: Rp 35.000,- (belum termasuk ongkos kirim)

Kita semua diperanjingkan/Gaya rabies klongsongan/Hamka diludahi Pram – Taufiq Ismail, “Catatan Tahun 1965”.

Selama periode 1962-1964, Buya Hamka jadi sasaran “ludah” dan “fitnah” Lekra. Mulut utama Lekra ialah Pramoedya. Dakwaan terhadap Hamka: plagiat – coreng paling kelam bagi seorang pengarang.

Tenggelamnya Kapal van der Wijk ialah hasil karya plagiarisme, seru Pram cs. Pram legitimasi serangannya: hanya sebagai koreksi, koreksi, dan koreksi. Pram mau tunjukkan mana yang mestinya dibabat dan ditumbuhkan, mana gulma mana padi.